RSS

Taman Dandelion

12 Jan

taman dandelion 4Alkisah di sebuah kampung ksatria terhampar tanah yang luas. Bagi sebagian orang mungkin tempat ini ngga penting. Apalah arti sebuah tempat sampah. Ya benar, tanah luas itu dipenuhi banyak sampah. Mungkin karna tak ada seorangpun yang memiliki tanah di ujung kampung ini. Tapi uniknya, tanah tempat sampah ini terkenal di seantero kampung bahkan sampai kampung sebelah. Orang-orang memangil tempat ini dengan ‘Majasan’. Setiap kali ada ada bau tak sedap di sudut kampung, para penghuni kampung secara refleks menyebutnya.

“Baunya kayak di majasan”.

Pun seperti senja yang lalu, di pelataran rumah sederhana semerbak bau aneh menyengat. Seorang ksatria dari ujung jalan spontan mengatakan

 “Kayak bau di majasan’ ya, katanya pada kawannya.

Entah sampai kapan orang-orang akan mengingat namanya tatkala bau tak sedap menyapa. Padahal sejatinya Tanah majasan itu tak pernah meminta untuk dikenal dari semerbak sampah yang menempatinya. Mungkin kalau ia bisa memilih takdir, ia pasti menginginkan ditempati berbagai bunga mawar nan indah. Tapi takdir berkata lain, ia harus menjalankan perannya menjadi penghuni bumi bersama tumpukan sampah di sekelilingnya. Banyak orang memandangnya sebelah mata, mereka tak melihat apa yang dimiliki sang tanah majasan.  Hingga sebuah badai datang menerpa pada suatu malam gempita. Hujan turun dengan derasnya, disertai angin badai. Membuat porak poranda sesampah disana. Ah, tapi tetap sama. Masih tumpukan sampah yang sama, mungkin hanya formasinya yang berbeda karena badai semalam.

Tanpa terpikirkan oleh siapapun, saat mentari mulai menyibakkan tirainya. Ada penghuni baru di tanah majasan. Sebuah benih mulai tumbuh di sudut majasan’. Entah dari mana ia datang, mungkin sang angin membawanya bersama badai kemarin. Benih itu perlahan tumbuh, pelan tapi pasti, lembar daun demi daun pun terlahir bersama tangkai yang menjulang.  Hingga suatu pagi, di hari kedua musim semi.  saat sang mentari menyapa penduduk bumi.

“Heyy.. ada bunga cantik disanaa, putih bersih”, teriak gadis kecil dengan gaun pinky nya.

“Ayah, aku mau bunga ituu..”, rengek sang gadis kecil. Tangannya terus menarik-narik celana sang ayah.

“Bunga yang mana? yang dekat tumpukan sampah itu? Kamu yakin mau itu, tanya sang ayah. Terlihat sedikit rasa ragu dalam sudut wajahnya.

Putrinyapun mengangguk pelan. Dengan tenang sang ayah mengusap kepala gadis kecilnya..

 “Besok ya sayang..kalau bunga itu sudah tumbuh banyak, kita kembali lagi kesini dan kau boleh mengambilnya”.

 “Tapi ayah, boleh aku menamai bunga ini?, aku belum pernah melihat bunga ini”.

“Boleh sayang”. Senyum bahagia terlihat dalam wajahnya.

  ‘Dandelion’ . iyya.. ayah. Dande, untuk namaku dan lion untuk kucing kesayanganku.

Gadis kecil itupun tertawa riang, dipeluknya sang ayah.

Bersama sang mentari, belaian hujan dan sepoi angin berhembus, Tanah majasan’ mulai ditumbuhi bunga putih. Kini, meski tak semuanya penghuni kampung tak lagi menyebutnya tempat sampah majasan. Ayah sang gadis yang ternyata adalah salah satu ksatria terhormat, menyuruh para prajuritnya untuk membersihkan lapangan sampah itu. Rasa sayangnya pada putrinya tak mampu mengalahkan egonya. Ia ingin memberinya hadiah, bukan hanya setangkai bunga ‘dandelion’ tapi lebih dari itu, hamparan taman bunga dandelion’. Pada akhirnya para penghuni kampung tak lagi menumpuk sampah disana. Bahkan makin banyak gadis kecil yang bermain, berlarian bersama benih-benih dandelion yang terbang menjemput takdirnya.

dendalion

Kini tanah majasan menjadi taman dandelion yang indah. Orang mungkin tak kan lupa dengan sejarahnya, tapi tanah bersama tumpukan sampah itu sudah memilih takdirnya, menjadi tumpuan dandelion. Ia bisa saja menolak ditumbuhi benih dandelion, dan takdir ini takkan pernah terjadi, Taman Dandelion’ .

dandelion bunga

#senandungmalam Januari

 
5 Comments

Posted by on January 12, 2013 in goresan pena

 

5 responses to “Taman Dandelion

  1. ayip7miftah

    January 12, 2013 at 8:55 am

    Kereeennn!!
    Lanjutkan dongengnya,Bu.

     
    • hawariyyun

      January 12, 2013 at 8:57 am

      thanks.. mana inspirasinyaa? 😀

       
  2. Prayogo Setiawan

    October 31, 2013 at 4:33 am

    Great… 🙂
    Andai saja aku bernasib seperti gadis kecil itu.. Akupun bermimpi bisa berada di tengah-tengah hamparan Bunga Dandelion, Taman Impian, Taman Dandelion.. 😀

     
    • hawariyyun

      October 31, 2013 at 4:39 am

      Thanks.. 😉
      Dandelion…ahh sudahlah 😀

       
  3. Prayogo Setiawan

    October 31, 2013 at 8:55 am

    sudahlah… 😀

     

Leave a comment